Penasarankah dengan judul Skripsi S1 Keperawatan pemilik blog ini?
Infuset - Judul skripsi, ya hanya masalah judul, sudah bikin mumet, itulah yang dirasa dari seorang mahasiswa mahasiswi tingkat akhir sarjana keperawatan. Itupula yang saya rasakan beberapa tahun lalu, tepatnya pada tahun 2012. Merupakan tahun bersejarah bagi saya sebagai seorang mahasiswa keperawatan.
Banyak sekali ganjalan, rintangan bahkan godaan disaat ingin menentukan sebuah judul karya tulis ilmiah tersebut, mulai dari suasana kota yang hingar bingar, rasa malas berfikir, lelah, bahkan godaan tawaran pembuatan skripsi pun menghampiri.
Baca Juga : CONTOH JUDUL SKRIPSI KEPERAWATAN
Pernah terfikir ingin "membeli" skripsi saat seperti itu, dan menurut saya itu lumrah. Dimana sekarang banyak penyedia jasa pembuatan skripsi menawarkan diri dengan harga yang variatif namun cenderung mahal. Harga pembuatan skripsi s1 Kepewaratan pada saat itu berkisar antara 3 sampai 5 juta rupiah. Kita terima beres, jikalau disaat konsultasi dengan dosen pembimbing ada koreksi, kita hanya memberitahu bagian yang dikoreksi kepada si penjual jasa pembuatan skripsi tersebut, sehingga dia lah yang akan memperbaiki skripsi hasil kerjaannya. Kita mah terima beres euy.
Beruntung, sangat beruntung, kala itu saya tidak menggunakan jasa tersebut, banyak pertimbangan yang membuat saya tidak menggunakan jasa pembuat skripsi, diantaranya yaitu, dibenak saya berfikir skripsi adalah tugas akhir seorang sarjana sekali seumur hidup. Mengapa tidak dikerjakan sendiri? Ini pengalaman yang sangat berharga jika harus dilewatkan begitu saja.
Pertimbangan lain yaitu harga, harga jasa pembuatan skripsi saat itu masih dirasa mahal oleh saya. Mending duitnya untuk beli atau hal lain yang lebih berguna. Mengingat saya sendiri bukan dari keluarga kelas atas.
Pertimbangan selanjutnya yaitu teman akrab. Seluruh teman akrab saya atau tepatnya bisa dibilang "genk" semua saling support untuk membikin sendiri skripsi hingga selesai. Ini bertolak belakang dari beberapa teman lain yang tampaknya menggunakan jasa pihak kedua tiga empat.
Lanjut soal menentukan judul skripsi S1 Keperawatan saya bukan hal yang mudah yang bisa ditemukan dengan semalam suntuk bersemedi, saya harus bolak balik perpustakaan kampus untuk melihat dan mereview skripsi milik kakak tingkat. Malam harinya juga digunakan untuk browsing di internet untuk mencari inspirasi tentang judul skripsi yang akan digunakan kelak. Tiba saatnya, pengajuan judul dan saat itu, semua mahasiswa diharapkan mengumpul dua buah judul pilihan agar dikumpulkan kepada dosen pembimbing masing-masing, saya sendiri lupa apa saja judul yang saya kumpulkan ke dosen pembimbing, tetapi saya ingat inti pokok kedua judul tersebut yaitu tentang malaria dan yang satunya lagi tentang diare.
Sebuah judul skripsi yang sangat standart. Membuat sang dosen ( kini beliau almarhum ) mengotak atik judul skripsi buatan saya, hingga akhirnya beliau menyarankan agar saya memilih diare sebagai bahan untuk dijadikan judul skripsi. Otak-atik judul pun masih terjadi, mulai dari kata pertamanya "Gambaran", kemudian beliau ubah lagi menjadi " Faktor-Faktor" sampai berakhir di "Hubungan".
Ya, hubungan, itulah kata pertama untuk judul skripsi s1 keperawatan milik saya. Hubungan dan diare, itulah kesimpulannya hingga akhirnya terpilihlah sebuah puskesmas untuk tempat penelitiannya. Sebuah puskesmas yang ada di kota Banjarmasin, tepatnya di Puskesmas Sungai Mesa. Thanks to Puskesmas Sungai Mesa.
Sebuah judul skripsi yang sangat standart. Membuat sang dosen ( kini beliau almarhum ) mengotak atik judul skripsi buatan saya, hingga akhirnya beliau menyarankan agar saya memilih diare sebagai bahan untuk dijadikan judul skripsi. Otak-atik judul pun masih terjadi, mulai dari kata pertamanya "Gambaran", kemudian beliau ubah lagi menjadi " Faktor-Faktor" sampai berakhir di "Hubungan".
Ya, hubungan, itulah kata pertama untuk judul skripsi s1 keperawatan milik saya. Hubungan dan diare, itulah kesimpulannya hingga akhirnya terpilihlah sebuah puskesmas untuk tempat penelitiannya. Sebuah puskesmas yang ada di kota Banjarmasin, tepatnya di Puskesmas Sungai Mesa. Thanks to Puskesmas Sungai Mesa.
Kemudian, judul skripsi dibawa kepada dosen pembimbing kedua. Beliau setuju. Hingga akhirnya lahirlah sebuah judul skripsi HUBUNGAN PENGETAHUAN IBU TENTANG PHBS TERHADAP PREVALENSI DIARE PADA BALITA YANG BEROBAT DI PUSKESMAS SUNGAI MESA BANJARMASIN TENGAH TAHUN 2012.
Sebuah judul Skripsi S1 Keperawatan yang simpel sederhana tapi menurut saya "njelimet" , karena harus menghubungkan indikator pengetahuan ibu tentang PHBS dengan jumlah kejadian diare pada balita yang berobat. Indikator PHBS pun dipilih 3 poin, atas saran sang almarhum dosen, yaitu sumber air yang dikonsumsi apakah layak konsumsi atau tidak, kebiasaan mencuci tangan dan kebiasaan buang air besar yang dihubungkan dengan tidak ada diare dalam satu tahun terakhir, ada menderita diare dalam 6 bulan terakhir.
Sayangnya kejadian diare yang lumayan banyak tersebut tidak berhubungan dengan ketiga indikator PHBS tersebut. Iya, hasil penelitian dan olah data SPSS menunjukkan hasil yang saling tidak berhubungan. Dimana Ibu balita dianggap sudah berperilaku hidup bersih dan sehat.
Terus nasib skripsi saya bagaimana ? Judulnya kan Hubungan, kenapa hasilnya tidak berhubungan? Perasaan takut menghantui, jikalau dosen akan menyuruh saya Ganti judul skripsi. Weladalah, bakalan kacau nih, udah capek hampir klimaks, malah hasilnya tidak saling berhubungan.
Hari konsultasi selanjutnya tiba, dag dig dug mengiringi segala denyut nadi. Yeah, sang dosen hanya tersenyum dan bilang, iya... Semua sudah selesai, minggu depan sidang skripsi. Mendengar hal itu, saya serasa tidak percaya. Saya pun menanyakan ulang kepada beliau, berarti sudah acc kan pak?
Jeng, jeng, jeng, beliau menjelaskan, iya, skripsi saya sudah bagus, sekalipun hasilnya tidak saling berhubungan, pasti ada indikator PHBS yang lain menjadi penyebab kejadian diare saat itu "booming" didaerah tersebut. Yes. Itulah yang saya isikan sebagai kesimpulan dari hasil skripsi saya tersebut.
Kesimpulan dari cerita ini apa ya? Jika anda menyimak cerita tentang pengalaman saya menentukan judul skripsi hingga akhir ini adalah Jangan berputus asa dengan namanya membuat skripsi, karena membuat skripsi adalah sebuah kewajiban terakhir seoranf mahasiswa mahasiswi sebelum yudisium, wisuda. Jangan sesekali berfikir jalan pintas dengan menggunakan jasa pembuatan skripsi, buang jauh jauh fikiran itu, karena jika skripsi tersebut buatan orang lain, niscaya ketika sidang skripsi, anda akan gelabakan dalam menjawab segelintir pertanyaan dosen pembimbing dan penguji.
Kesimpulan lainnya yang tak kalah penting adalah, bertemanlah dengan teman yang membuat skripsi sendiri, bahu membahu dengan teman adalah hal yang saya lakukan dikala pembuatan skripsi, sebagai contoh, bahu membahu memberi semangat dan bertukar fikiran dikala otak kita sudah mentok, dan contoh lainnya anda bisa bahu membahu dalam pembelian sebuah printer, kertas dan tinta. Ha ha ha. Itulah yang saya lakukan demi penghematan bersama.
Kesimpulan lainnya, adalah jangan takut apabila mempunyai judul awal "hubungan" akan tetapi hasil penelitiannya tidak saling berhubungan, anda harus menjelaskan secara gamblang dan terperinci tentang apa yang membuatnya tidak berhubungan, dan apa saja indikator lain yang sebagai kemungkinan untuk menjadi saling berhubungan. Di skripsi saya menuliskan indikator lain dari PHBS lainnya( selain perihal air minum, cuci tangan dan kebiasaan BAB ) dan itulah indikator lain yang bisa menjadi penelitian selanjutnya bagi mahasiswa mahasiswi yang lainnya.
Semoga Terinspirasi teman...
0 komentar
Post a Comment