loading...

Wednesday, March 21, 2018

CONTOH PENULISAN BAB I PADA KTI SKRIPSI KEBIDANAN

CONTOH PENULISAN BAB I PADA KTI SKRIPSI KEBIDANAN


Infuset - Tugas akhir kuliah adalah merupakan momen penting, banyak yang mencari referensi contoh penulisan dari berbagai sumber, bisa itu buku dan juga dari internet. Artikel ini adalah contoh dari penulisan BAB 1 dari KTI atau karya tulis ilmiah atau juga Skripsi dari Kebidanan. 



Contoh Penulisan BAB I 

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Keberhasilan penyelenggaraan pelayanan kesehatan ditentukan dan diukur dengan angka kematian ibu (AKI) dan kematian perinatal, sedangkan kesejahteraannya ditentukan oleh penerimaan gerakan keluarga berencana (KB) (Manuaba, 2010, hal.10). AKI adalah jumlah kematian ibu selama masa kehamilan, persalinan dan nifas yang disebabkan oleh kehamilan, persalinan, dan nifas atau pengelolaannya tetapi bukan karena sebab-sebab lain seperti kecelakaan, terjatuh, dan lain-lain di setiap 100.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015, hal104).

Penurunan AKI di Indonesia terjadi sejak tahun 1991 sampai dengan 2007, yaitu dari 390 menjadi 228. Namun demikian, survey demografi dan kesehatan Indonesia (SDKI) tahun 2012 menunjukkan peningkatan AKI yang signifikan yaitu menjadi 359 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup. AKI yang kembali menunjukkan penurunan menjadi 305 kematian ibu per 100.000 kelahiran hidup berdasarkan hasil survey penduduk antar sensus (SUPAS) 2015 (Kemenkes, 2015, hal.104). Sedangkan, menurut hasil survey penduduk antar sensus (SUPAS) 2015 menunjukkan angka kematian bayi (AKB) sebesar 22,23 per 1.000 kelahiran hidup, yang artinya sudah mencapai target millennium development goal (MDG) 2015 sebesar 23 per 1.000 kelahiran hidup (Kemenkes, 2015, hal.125).

Lima penyebab kematian ibu terbesar yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), infeksi, partus lama/macet, dan abortus. Kematian ibu di Indonesia masih didominasi oleh tiga penyebab utama kematian yaitu perdarahan, hipertensi dalam kehamilan (HDK), dan infeksi. Namun proporsinya telah berubah, dimana perdarahan dan infeksi cenderung mengalami penurunan sedangkan HDK proporsinya semakin meningkat lebih dari 25% kematian ibu di Indonesia pada tahun 2013 disebabkan oleh HDK (Kemenkes, 2015, hal.118).

Upaya untuk meningkatkan kesejahteraan ibu yang dilakukan adalah meratakan pelayanan obstetri ke pedesaan melalui penyebaran bidan yang mengelola Pondok Bersalin Desa (Polindes), meningkatkan upaya perawatan antenatal sehingga dapat melakukan deteksi dini terhadap kehamilan dengan risiko tinggi, penyulit kehamilan, komplikasi kehamilan, dan penyakit yang menyertai kehamilan, meningkatkan vaksinasi ibu hamil dan bayinya, meningkatkan gizi untuk mengurangi anemia hamil dengan pemberian preparat Fe, meningkatkan supervise dan system rujukan, meningkatkan pelayanan gawat darurat obstetri. Mengupayakan mutu pelayanan dan asuhan kebidanan komprehensif yang berkesinambungan atau continuity of care dengan pendekatan manajemen kebidanan. (Manuaba, dkk, 2010, hal. 12 &35).

Asuhan kebidanan komprehensif adalah memberikan asuhan kebidanan pada masyarakat baik individu, keluarga, kelompok dan masyarakat yang terfokus pada pelayanan kesehatan ibu dan anak (KIA), keluarga berencana (KB), kesehatan reproduksi termasuk usia wanita adiyuswa secara paripurna (Meilani, dkk, 2013, hal.15).

Asuhan kebidanan komprehensif yang diberikan dengan pendekatan manajemen kebidanan adalah metode pemecahan masalah kesehatan ibu dananak yang khusus dilakukan oleh bidan dalam memberikan asuhannya. Penggunaan kata manajemen ini berfokuskan kepada proses yang sistematis,sehingga didapatkan asuhan kebidanan yang efektif dan efisien (Syafrudin, 2009, hal.125).

Pelayanan yang komprehensif menjadi salah satu cara untuk mengurangi kemungkinan seorang perempuan hamil mengalami komplikasi dalam kehamilan, persalinan, atau masa nifas dengan melakukan asuhan kehamilan dan persalinan yang bersih dan aman serta mengurangi kemungkinan komplikasi persalinan yang berakhir dengan kematian atau kesakitan (Prawirohardjo, 2013, hal 55).

Selama proses kehamilan terdapat beberapa dpenyulit, salah satu penyulit dalam kehamilan adalah anemia pada kehamilan. Anemia pada kehamilan adalah anemia karena kekurangan zat besi, dan merupakan jenis anemia yang pengobatannya relative mudah, bahkan murah. Anemia pada kehamilanmerupakan masalah nasional karena mencerminkan nilai kesejahteraan social ekonomi masyarakat, dan pengaruhnya sangat besar terhadap kualitas sumber daya manusia. Anemia kehamilan disebut potential danger to mother and child (potensial membahayakan ibu dan anak), karena itulah anemia memerlukan perhatian serius dari semua pihak yang terkait dalam pelayanan kesehatan pada lini terdepan (Manuaba, dkk, 2010, hal.237).

Klasifikasi anemia berdasarkan hasil pemeriksaan kadar Hb adalah tidak anemia >11 g%, anemia ringan 9-10 g%, anemia sedang 7-8 g%, dan anemia berat Hb < 7 g% (Manuaba, dkk, 2010, hal.239).

Pengaruh anemia terhadap kehamilan adalah berbahaya selama kehamilan dan berbahaya terhadap janin. Bahaya selama kehamilan yaitu dapat terjadi abortus, persaalinan premature, hambatan tumbuh kembang janin dalam rahim, mudah terjadi infeksi, ancaman dekompensasi kordis (Hb < 6 g % ), mola hidatidosa, hiperemesis gravidaum, perdarahan antepartum, ketuban pecah dini (KPD). Bahaya saat persalinan yaitu gangguan his (kekuatan mengejan), kala I dapat berlangsung lama, dan terjadi partus terlantar, kala II berlangsung lama sehingga dapat melelahkan dan sering memerlukan tindakan operasi kebidanan, kala III dapat diikuti retensio plasenta, dan perdarahan postpartum karena atonia uteri, kala IV dapat terjadi perdarahan postpartum sekunder dan atonia uteri. Pada kala Nifas dapat terjadi subinvolusi uteri menimbulkan perdarahan postpartum, memudahkan infeksi puerpurium, pengeluaran ASI berkurang, terjadi dekompensasi kordis mendadak setelah persalinan, anemia kalanifas, mudah terjadi infeksi mammae. Bahaya anemia terhadap janin yaitu akan mengurangi kemampuan metabolism tubuh sehingga mengganggu pertumbuhan dan perkembangan janin dalam rahim. Akibat anemia dapat terjadi gangguan pada janin dalam bentuk abortus, kematian intrauterine, persalinan prematuritas tinggi, berat badan lahir rendah, kelahiran dengan anemia, dapat terjadi cacat bawaan, bayi mudah mendapat infeksi sampai kematian perinatal, dan intelegensi rendah (Manuaba, dkk, 2010, hal. 240).

Data kunjungan ibu hamil yang termasuk ibu hamil trimester III di RT 30 RW 07 Kelurahan Sungai Ulin ada 5 orang ibu hamil. Salah satu diantaranya Ny.W yang kemudian dilakukan kunjungan rumah pada tanggal XX XX XXXX untuk dilakukan pemeriksaan dan ibu bersedia menjadi subjek dalam studi kasus yang penulis lakukan. Saat itu usia kehamilan ibu adalah 33 minggu. Pada tanggal XX XX XXXX ibu sudah melakukan pemeriksaan Haemoglobin dan didapattkan hasilnya adalah kadar Hb 10 g% yang termasuk ke dalam anemia ringan. Pada trimester I saat dilakukan pemeriksaan kadar Hb ibu adalah 11,8 g%. Anemia yang dialami ibu dikarenakan ketidakpatuhan ibu dalam mengonsumsi tablet tambah darah. Ibu mengatakan aroma tablet tambah darah yang amis memicu rasa mual saat meminumnya,. Ibu diberikan terapi tablet tambah darah 2 x 1 di Puskesmas Sungai Ulin. Seorang ibu hamil yang mengalami anemia memerlukan perhatian serius karena banyak bahaya selama kehamilan, persalinan, masa nifas dan bayi baru lahir yang akan terjadi. Berdasarkan hal tersebut sangat penting bagi seorang bidan untuk memberikan asuhan yang komprehensif yaitu asuhan yang menyeluruh pada ibu selama kehamilanm persalinanm bayi baru lahir, nifas dan program KB. Oleh karena itu penulis tertarik untuk memberikan asuhan kebidanan komprehensif secara continuity of care pada Ny. W dengan pendekatan manajemen kebidanan.

B. Batasan Masalah

Berdasarkan ruang lingkup asuhan kebidanan komprehensif secara continuity of care mulai dari masa kehamilan, persalinan, bayi baru lahir, nifas, dan keluarga berencana, maka batasan masalah pada kasus fisiologis dimulai dari umur kehamilan 33 minggu sampai 6 minggu post partum dengan pendekatan manajemen kebidanan.

C. Tujuan Penyusunan LTA

1. Tujuan Umum
Mampu memberikan asuhan kebidanan komprehensif secara continuity of care pada Ny. W meilputi masa kehamilan, bersalin, bayi baru lahir, masa nifas dan Keluarga Berencana (KB) dengan menggunakan pendekatan manajemen kebidanan.

2. Tujuan Khusus
a. Mampu melakukan asuhan kebidanan kehamilan pada Ny. W di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin tahun 2018.
b. Mampu melakukan asuhan kebidanan persalinan pada Ny. W di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin tahun 2018.
c. Mampu melakukan asuhan bayi baru lahir pada Bayi Ny. W di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin tahun 2018.
d. Mampu melakukan asuhan kebidanan masa nifas pada Ny. W di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin tahun 2018.
e. Mampu melakukan asuhan keluarga berencana pada Ny. W di wilayah kerja Puskesmas Sungai Ulin tahun 2018.
f. Menganalisis kesenjangan asuhan kebidanan pada Ny. W untuk setiap tahapan kehamilan, persalinan bayi baru lahir, nifas dan keluarga berencana.

D. Manfaat

1. Manfaat Teoritis
Laporan tugas akhir ini dapat dijadikan sumber referensi bagi institusi pendidikan dalam hal ini adalah mahasiswa dalam memahami pelaksanaan dalam memberikan asuhan kebidanan komprehensif secara continuity of care pada ibu hamil, bersalin, nifas, bayi baru lahir, dan keluarga berencana, serta dapat menambah ilmu pengetahuan dan pengalaman sehingga mahir dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif.

2. Manfaat Praktis
Mengaplikasikan ilmu yang didapat selama di bangku kuliah dalam memberikan asuhan kebidanan secara komprehensif sehingga mahasiswa atau penulis dapat berinteraksi langsung dengan klien dan keluarga, sehingga terjalin hubungan yang baik diantara keduanya.





Demikianlah contoh dari penulisan BAB 1 KTI / SKRIPSI Kebidanan, Semoga bermanfaat. Terimakasih

0 komentar