loading...

Tuesday, September 22, 2015

LAPORAN PENDAHULUAN LARINGITIS

LAPORAN PENDAHULUANLARINGITIS

Muhammad Imron,S.Kep,Ns


Berikut ini saya menjabarkan Laporan Pendahuluan Laringitis yang saya kutip dari beberapa sumber.

1.      Pengertian.

Laringitis adalah radang akut maupun kronis dari laring. Laringitis akut merupakan infeksi lokal atau bagian dari infeksi sistem pernafasan atas. Laringitis pada umumnya merupakan kelanjutan dari rinofaringitis akut atau manifestasi dari radang saluran nafas atas. Pada anak dapat menimbulkan sumbatan, jalan nafas cepat karena rima glotisnya relatif lebih sempit, sedangkan pada orang dewasa tidak secepat  pada anak – anak. 

2.      Etiologi.

Penyebab radang ini adalah bakteri yang menyebabkan radang lokal atau virus yang menyebabkan peradangan sistemik. Biasanya merupakan perluasan radang saluran nafas atas oleh bakteri Haemophilus Influenza, Stafilokok, Streptokok, dan Pneumonia.


3.      Faktor Predisposisi.

        Perubahan cuaca 
        Gizi kurang / mal nutrisi.
        Imunisasi tidak lengkap.
        Pencapaian suara berlebihan ( contoh ; guru, pembawa acara, penyanyi dll )

4.      Manifestasi Klinik.

        Demam.
        Malaise.
        Suara parau hingga tidak dapat bersuara ( afoni ).
        Nyeri ketika berbicara atau menelan.
        Rasa kering pada tenggorokan.
        Batuk kering yang kelamaan akan disertai dahak kental.
        Gejala sumbatan laring sampai terjadi sianosis.

Pada pemeriksaan, tampak mukosa laring hiperemis, membengkak terutama pada bagian atas dan bawah pita suara. Biasanya tidak terbatas di laring saja, juga ada tanda radang akut pada hidung, sinus, para nasal atau paru.

5.      Pemeriksaan Penunjang. 

Untuk memastikan laringitis, dokter memeriksa bagian dalam laring penderita dengan mempelajari refleksinya melalui kaca khusus. Pemeriksaan cara ini dapat menunjukan pita suara berwarna kemerahan, radang dan kadang pendarahan dengan bagian tepi yang membesar dan meruncing, dokter juga akan memeriksa cairan yang keluar. Pada kasus berat dilakukan tes pembiakan dari cairan tersebut.

6.      Penatalaksanaan Medis.

1)      Istirahat bicara dan bersuara berlebihan selama 2 – 3 hari.
2)      Menghirup udara yang lembab.
3)      Menghindari iritasi pada laring & faring ( misal merokok, makanan yang pedas, atau minum es ).

Untuk terapi medikamentosa diberi anti biotik penisilin anak 3x50 mg/kg/BB. Bila terjadi alergi, diganti eritromisin atau basitrosin dapat diberi kortisol untuk mengatasi edem. Dipasang pipa endotrakea atau trakeostomi jika terdapat sumbatan laring.


7.      Diagnosa Dan Intervensi Keperawatan.

1)     Nyeri akut b.d proses peradangan.
Intervensi:
        Kaji karakteristik nyeri.
        Catat perubahan pada karakteristik nyeri.
        Observasi TTV.
    Lakukan tindakan untuk meningkatkan rasa nyaman ( berikan perubahan posisi, tehnik relaksasi / distraksi dan meminimalkan stimulus terganggu ).
        Kolaborasi; Pemberian analgetik sesuai indikasi.
2)      Hipertermi b.d infeksi bakteri Haemophilus Influenzae.
Intervensi:
        Observasi TTV terutama suhu tubuh.
        Jelaskan upaya untuk mengatasi hipertermi pada keluarga dengan memberikan kompres dingin menggunakan pakaian tipis dan perbanyak minum selama hipertermi.
        Kolaborasi; Beri terapi anti piretik sesuai indikasi.
3)      Resiko pola nafas tidak efektif b.d peradangan pada laring.
Intervensi:
        Kaji kecepatan dan kedalaman pernafasan serta pergerakan dada, auskultasi paru, catat adanya penurunan suara dan suara nafas tambahan.
        Gunakan bantal untuk mempertahankan terbukanya jalan nafas.
        Berikan posisi yang tepat dengan meninggikan bagian kepala atau menempatkan pada posisi duduk.
        Jelaskan pada pasien / keluarga mengenai tindakan yang memudahkan usaha nafas seperti posisi fowler / semi fowler.
        Kolaborasi; Peningkatan kelembaban dan pemberian tambahan O2 dll.
4)      Resiko terhadap ketidak seimbangan nutrisi kurang dari kebutuhan tubuh b.d penurunan masukan oral dan kenyamanan mulut.

Intervensi:
        Kaji status nutrisi klien.
        Beri makanan lunak yang tidak merangsang stimulus nyeri pada mulut / laring.
        Monitor pasien dan makanan dengan dihabiskan setiap kali makan.
        Kolaborasi; Teruskan pemberian terapi cairan parenteral.
5)      Gangguan proses keluarga b.d keadaan sakit dan hospitalisasi.
Intervensi:
        Gali perasaan keluarga dan masalah yang terjadi selama hospitalisasi.
        Berikan perhatian dan kebutuhan orang tua akan informasi dan dukungan.
        Libatkan keluarga selama perawatan.
        Jelaskan tentang terapi yang dilakukan pada anak sesuai dengan pengetahuan keluarga.

Demikianlah Laporan pendahuluan Laringitis yang mampu disajikan semoga bermanfaat bagi rekan.













0 komentar