loading...

Saturday, March 17, 2018

14 OBAT MEDIS YANG BERPOTENSI MERUSAK HATI

14 OBAT MEDIS YANG BERPOTENSI MERUSAK HATI

Infuset - Obat memiliki sisi positif dan juga negatif bagi kesehatan. Jikalau obat tidak dikonsumsi secara bijak, obat tersebut justru akan mengakibatkan keburukan bagi tubuh orang yang mengkonsumsinya. Cara minum obat yang paling benar adalah dengan menuruti anjuran pemakaian, baik yang tertera dalam kemasan atau pada brosur obat, dan juga yang paling benar adalah minum obat sesuai anjuran dokter.

Pada hakikatnya, obat obatan medis adalah bahan bahan kimiawi dengan kadar tertentu yang sudah diuji, namun ada organ yang bisa langsung terdampak oleh penggunaan obat obatan medis yaitu hati. Karena hati merupakan organ  yang  berperan sebagai penawar racun yang ada dalam tubuh. Sejatinya obat obatan medis adalah racun.



Setelah mengetahui ternyata obat obatan medis adalah racun, kini kami juga akan menginfokan tentang obat obatan medis yang berpotensi merusak organ hati manusia. Apa saja obat obatan yang dimaksud? Berikut 14 Obat Medis yang berpotensi merusak hati.


1. Amoxicillin

Amoksisilin atau ada yang menuliskan amoxicillin menjadi obat yang kemungkinan berpotensi merusak organ hati manusia, Antibiotik favorit masyarakat ini dapat menyebabkan kenaikan kadar SGOT yang moderat, tingkat SGPT, atau keduanya, namun signifikansi temuan ini tidak diketahui. Disfungsi hepatik, penyakit kuning, kolestasis hati, dan hepatitis sitolitik akut, telah dilaporkan kejadiannya akibat konsumsi Amoksisilin secara tidak benar.

2. Acetaminophen

Mungkin jika kami sebut obat ini pasti ada pada simpanan obat obatan anda dirumah, pasti ada yang mengatakan tidak ada. Tapi setelah kami sebut Paracetamol / parasetamol pasti langsung mengiyakan bahwa ada didalam kotak P3K dirumah. Ya, Acetaminophen adalah Paracetamol, paracetamol adalah acetaminophen. Obat ini merupakan obat umum yang dianggap paling aman. Padahal potensi merusak organ hati juga cukup besar apabila dikonsumsi tidak secara bijak.  Hepatotoksisitas dari Acetaminophen adalah karena metabolit toksik NAPQI. Metabolit ini dihasilkan oleh sitokrom P-450-2E1. Alk0h0l dan obat lain menginduksi sitokrom P-450-2E1 dan dapat menyebabkan toksisitas yang meningkat. 

3. Amiodarone

Hepatotoksisitas obat Amiodarone biasanya berkembang lebih dari 1 tahun setelah memulai terapi, tapi bisa terjadi dalam 1 bulan. Obat Amiodarone digunakan untuk membantu menjaga jantung berdetak dengan normal pada orang yang memiliki gangguan irama jantung tertentu pada bilik jantungnya. Obat ini berpotensi merusak organ hati. Konsumsi Amiodarone secara tidak benar telah menyebabkan hasil tes fungsi hati abnormal pada 15-50% pasien yang mengkonsumsinya.

4. Chlorpromazine

Chlorpromazine adalah obat dengan fungsi mengobati gangguan jiwa /suasana hati tertentu seperti skizofrenia, gangguan psikotik, fase manik dari gangguan bipolar, masalah perilaku yang parah pada anak-anak. Dibalik efek menenangkan tersebut tersimpan potensi bahaya dari obat yang sering disingkat jadi CPZ ini. Kejadian ikterus atau penyakit kuning secara keseluruhan rendah terlepas dari dosis atau indikasi obat tersebut. Sebagian besar kasus terjadi 2-4 minggu setelah terapi. Jadi pemberian CPZ harus hati hati pada orang yang memiliki penyakit hati.

5. Ciprofloxacin

Akibat konsumsi ciprofloxacin secara berulang telah dilaporkan kejadian Penyakit kuning kolodomi oleh penggunanya. Ciprofloxacin adalah antibiotik untuk mengobati berbagai macam infeksi bakteri. Jadi sudah ada laporan bahwa Ciprofloxacin dapat menyebabkan kerusakan organ hati.

6. Diclofenac

Pada pasien yang diberi obat diklofenak didapati Peningkatan kadar transaminase atau peningkatan ketinggian batas terjadi pada kira-kira hingga mencapai 15%. Diklofenak biasanya diberikan kepada orang yang menderita rheumatoid arthritis, osteoartritis, penyakit asam urat, nyeri punggung, terkilir, hingga sakit gigi. Obat Diclofenak adalah salah satu obat anti inflamasi non-steroid (OAINS) yang digunakan untuk menyembuhkan inflamasi dan meredakan rasa sakit tingkat ringan hingga menengah. Namun fakta mengungkap bahwa obat ini dapat membahayakan organ hati jika tidak dikonsumsi secara benar.

7. Eritromisin

Eritromisin atau ada yang menuliskan Erythromycin ini juga menjadi obat yang bisa mengakibatkan kerusakan pada organ hati. Reaksi kolestatik adalah efek samping yang paling umum terjadi dan biasanya dimulai pada rentang waktu 2 sampai 3 minggu terapi. Eritromisin adalah antibiotik golongan makrolida berspektrum luas sehingga mampu membunuh bakteri gram positif maupun negatif. 

8. Fluconazole

Fluconazole atau ada yang menuliskan Flukonazol adalah obat anti jamur yang diberikan baik melalui mulut atau secara intravena. Sudah dibahas pada link KLIK DISINI Reaksi fatal akibat konsumsi fluconazole terjadi pada pasien dengan penyakit medis serius.

9. Isoniazid

Isoniazid atau juga dikenal dengan INH adalah obat antibiotik dengan aktivitas bakterisid dan bakteriostatik terhadap mikobakterium. Hepatitis berat dan fatal telah dilaporkan dengan terapi INH. Pasien yang akan diberikan terapi menggunakan INH harus dipantau dan diwawancarai secara hati-hati pada interval bulanan. 

10. Methyldopa

Methyldopa adalah obat yang digunakan untuk menurunkan tekanan darah.  jenis alpha-2 receptor agonist. Methyldopa menurunkan tekanan darah dengan cara mengurangi kadar kimia tertentu dalam darah. Obat ini dikontraindikasikan terhadap pasien yang memiliki penyakit hati.  Pada beberapa pasien yang diberikan obat methyldopa, temuan konsisten dengan kolestasis dan cedera hepatoselular. 

11. Kontrasepsi Oral

Kontrasepsi oral atau biasa disebut obat pil KB merupakan obat yang juga dapat menyebabkan kerusakan pada organ hati. Kontrasepsi oral dikontraindikasikan pada pasien dengan riwayat ikterus

12. Statin

Statin adalah obat penurun kolesterol. Biasanya di Puskesmas lebih dikenal dengan nama Simvastatin. Selain menurunkan kolesterol, Statin juga diklaim dapat membantu menurunkan risiko penyakit seperti Alzheimer, kanker dan penyakit jantung. Namun dibalik kehebatannya itu, Statin jugamenyimpan efek buruk bagi penggunanya yaitu kemungkinan kerusakan organ hati.  Penggunaan statin dikaitkan dengan kelainan fungsi fungsi hati biokimia.

13. Rifampisin

Rifampisin adalah obat antibiotik yang digunakan untuk mengobati infeksi bakteri. Rifampisin sering dipakai untuk pengobatan tuberculosis (TBC). Rifampisin biasanya diberikan dengan obat INH dan dengan sendirinya, rifampisin dapat menyebabkan hepatitis ringan, tapi ini biasanya dalam konteks reaksi hipersensitivitas umum. 

14. Asam Valproat

Asam Valproat adalah obat yang digunakan untuk menangani kejang, umumnya akibat epilepsi. Obat ini bekerja dengan mengembalikan keseimbangan neurotransmiter didalam otak sehingga kejang-kejang akan berhenti. Asam Valproat biasanya menyebabkan microsteatosis. Obat ini tidak boleh diberikan pada penderita penyakit hati. Kegagalan hepatik mengakibatkan kematian terjadi pada pasien yang diberikan obat Asam Valproat.

Itulah 14 obat medis yang berpotensi merusak hati dengan catatan akibat cara mengkonsumsinya yang tidak tepat aturan. Sebenarnya seluruh obat obatan medis memiliki sifat racun yang membahayakan jika salah dalam pemberiannya. Maka dari itu mulai sekarang bijaklah dalam mengkonsumsi obat obatan. Baca aturan pakai dan jika sakit berlanjut hubungi dokter. Terimakasih. Like dan share jika artikel ini bermanfaat.

0 komentar