loading...

Saturday, May 5, 2018

BPJS KESEHATAN MASALAH BESAR BAGI KEBERLANGSUNGAN FASILITAS KESEHATAN SWASTA

BPJS KESEHATAN MASALAH BESAR BAGI KEBERLANGSUNGAN FASILITAS KESEHATAN SWASTA



Infuset - Mungkin ada yang bingung dengan judul artikel ini, mungkin juga ada yang protes dengan artikel ini, nah dari pada berasumsi liar karena judul, mending bawa santai dulu dan baca perlahan. BPJS merupakan singkatan dari Badan Penyelenggara Jaminan Sosial. Menurut Wikipedia, BPJS Kesehatan adalah  Badan Hukum Publik yang bertanggung jawab langsung kepada Presiden dan memiliki tugas untuk menyelenggarakan jaminan Kesehatan Nasional bagi seluruh rakyat Indonesia, terutama untuk Pegawai Negeri Sipil, Penerima Pensiun PNS dan TNI / POLRI, Veteran, Perintis Kemerdekaan beserta keluarganya dan Badan Usaha lainnya ataupun rakyat biasa.

BPJS Kesehatan mulai beroperasi sejak tanggal 1 Januari 2014, BPJS Kesehatan sebelumnya bernama Askes (Asuransi Kesehatan), yang dikelola oleh PT Askes Indonesia (Persero), namun sesuai UU No. 24 Tahun 2011 tentang BPJS, PT. Askes Indonesia berubah menjadi BPJS Kesehatan. 

Sejarah tentang asuransi kesehatan yang dikelola pemerintah ini, singkatnya dulu hanya terbatas pada ASN atau aparatur sipil negara yang berstatus Pegawai Negeri dan juga TNI Polri serta pensiunan, namun setelah berubah ideologi atau apalah namanya, menjadi BPJS dan Asuransi ini menerima peserta rakyat non PNS, bahkan ada wacana seluruh rakyat Indonesia harus memiliki asuransi ini.

Saya yakin, pendapatan dari asuransi ini membengkak signifikan karena banyak rakyat biasa mengikutinya. Karena memang cukup menguntungkan. Peserta hanya diwajibkan bayar iuran perbulan yang relatif terjangkau sesuai kelas yang diinginkan. Walaupun katanya pelayanan peserta BPJS dipersulit oleh Rumah Sakit/ Klinik yang melayani BPJS, tidak menyurutkan antusiasme masyarakat untuk mengikutinya.

Berbeda dengan beberapa tahun lalu, Askes berlaku dimana saja, saat ini BPJS perwilayah dimana tempat fasilitas kesehatan yang kita pilih sebagai tempat berobat, jadi seandainya anda terdaftar pada Fasilitas Kesehatan (faskes) tingkat pertama (puskesmas / klinik) milik A, maka anda tidak bisa berobat pada puskesmas klinik B. Kecuali Kegawatdaruratan, pasien BPJS akan dilayani namun itupun nantinya juga harus mengurus kepindahan dulu dari faskes A ke faskes B.

Terlepas dari keribetan itu, peserta semakin banyak saja, apalagi bagi mereka yang hamil dan waspada melahirkan secara sesar. Pasti akan segera "bikin" BPJS, atau bagi mereka yang non-aktif karena tidak bayar iuran (premi), ketika hamil pasti akan segera melunasi tunggakan biar BPJS nya aktif sebagai bentuk jaga-jaga.

Hal itulah yang membuat Rumah Sakit atau klinik swasta yang tidak bekerjasama dengan BPJS saat ini menjadi sepi pasien. Perlahan tapi pasti Klinik dan Rumah Sakit tersebut merugi.

Ini yang terjadi kini pada tempat saya tinggal, beberapa klinik mulai sepi pasien, bahkan tutup. Ada yang berbenah dengan ikut bekerjasama dengan BPJS, klinik / Rumah Sakit Swasta tersebut perlahan mulai ramai oleh pasien berobat.

Dari uraian diatas, memang jelas bahwa saat ini bagi Klinik atau Rumah Sakit swasta yang tidak bekerjasama dengan BPJS, akan ditinggalkan. Masih kurang bukti? 

Kota tempat saya tinggal ini kota kecil, Dokter dokter spesialis pun cuma itu itu saja, maksudnya dokter A sebagai dokter di klinik A juga sebagai dokter di klinik B, tetapi klinik B lebih ramai pasien karena klinik B menerima pasien BPJS. Sedangkan Klinik A tidak. Jadi dapat disimpulkan, BPJS biang kerok nya.

Masih ada yang mengelak bahwa pelayanan nomer satu sebagai tolak ukur ramainya pasien? Ya, memang benar. Bagi mereka yang tidak terhitung duitnya maka tidak peduli Rumah Sakit Swasta / Klinik yang mahal. Tapi, orang kaya lebih sedikit dibandingkan orang yang tidak kaya.


Mereka yang tidak kaya jelas akan lebih memilih ikut BPJS, dan justru takut masuk Rumah Sakit / Klinik swasta non-BPJS. Tidak bisa dipungkiri, Swasta adalah "duit oriented", persaingan ketat.

Bagi mereka pemilik RS / Klinik Swasta yang masih mempertahankan diri tidak bekerjasama dengan  BPJS, saya yakin semakin hari RS / Klinik anda mulai ditinggalkan pasien.

Maka dari itu, tidak salah jika saya menulis artikel ini dengan tajuk BPJS Kesehatan Masalah Besar Bagi Keberlangsungan Fasilitas Kesehatan Swasta.

Salah Khilaf mohon maaf, disini kita hanya saling share dan bertukar opini. Terimakasih.


0 komentar