loading...

Sunday, January 7, 2018

LAPORAN PENDAHULUAN MALARIA

LAPORAN PENDAHULUAN MALARIA


Infuset - Laporan Pendahuluan ( LP ) Malaria edited by muhammadimronskepns@gmail.com

a. Pengertian 

Malaria adalah infeksi penyakit akut / kronis yang disebabkan plasmodium malaria dengan demam dan rekruen, anemia & hepayoslenomegali. 

b. Patofisiologi 

Patofisiologi belum diketahui dengan berbagai macam teori dan hipotesis telah dikemukakan. Perubahan patofisiologis pada malaria terutama mungkin berhubungan dengan aliran darah setempat sebagai akibat melekatnya eritrosit yang mengandung parasit pada endothelium kapiler.

Perubahan ini cepat reversible pada mereka yang dapat tetap hidup (survive). Peran beberapa mediator humoral yang masih belum pasti, tetapi mungkin terlibat dalam patogenesis demam dan peradangan. Skizogoni eksoeritrositik mungkin dapat menyebabkan reaksi leukosit dan fagosit. Sedangkan sporozoid dan gametosit tidak menimbulkan perubahan patofisiologi. 

Patofisiologi malaria adalah multifaktoral dan mungkin berhubungan dengan hal seperti dibawah ini :

A. Penghancuran Eritrosit 

Eritrosit dihancurkan tidak saja oleh pemecahannya eritrosit yang mengandung parasit, tetapi juga oleh fagositosis eritrosit yang mengandung parasit, dan tidak mengandung parasit. Dengan hemolisis intravascular yang berat, dapat terjadi hemoglobinuria (Blackwatwrfever) dan dapat mengakibatkan gagal ginjal.

B. Mediator Endotoksin Makrofag 

Pada saat skizogoni, eritrosit yang mengandung parasit memicu makrofag yang sensitive endotoksin untuk melepaskan berbagai mediator yang rupanya menyebabkan perubahan patofisiologi yang berhubungan dengan malaria, mungkin asalnya dari rongga saluran pencernaan dan parasit malaria sendiri dapat melepaskan faktor nekrosis tumor (TNF). TNF adalah suatu monokin yang ditemukan dalam peradaran darah manusia dan hewan yang terinfeksi parasit malaria. TNF dan sitokin lain yang berhubungan, menimbulkan demam, hipoglikemia dan sindrom penyakit pernafasan pada orang dewasa (ARDS : Adult Respiratory Disease Syandrome) dengan sekuestrasi sel neutropil dalam pembuluh darah paru. TNF dalam serum pada anak dengan malaria falsip parum akut berhubungan langsung dengan mortalitas, hipoglikemia, hiper perparasitemia dan beratnya penyakit. 

C. Sekuestrasi Eritrosit Terinfeksi 

Ektrosit yang terinfeksi dengan stadium lanjut P. Falciparum dapat membentuk tonjolan-tonjolan (Knobs) pada permukaannya. Tonjolan tersebut mengandung antigen malaria dan bereaksi dengan antibodi malaria berhubungan dengan afinitas yang mengandung plasmodium faciparum terhadap endotalium kapiler dalam darah alat dalam, bukan disirkulasi perifer eritrosit yang terinfeksi menempel pada endotalium kepiler darah dan membentuk gumpalan (sludge) yang mengandung kapiler dalam alat-alat dalam protein dan cairan merembas melalui membran kapiler yang bocor (menjadi permeable) dan menimbulkan anoksia dan edema jaringan. Anoksia jaringan yang cukup meluas dapat menyebabkan kematian. Protein kaya histidin, P. Falciparum ditemukan dalam tonjolan-tonjolan tersebut, sekurang-kurangnya ada 4 (empat) macam protein dalam citoadherens sel endotel untuk eritrosit yang terinfeksi P. Falciparum. 

c. Etiologi 

Terdapat 4 spesies yang dapat menyerang manusia, yaitu : 

1. Plasmodium vivak menyebabkan malaria tertiana 
2. Plasmodium ovak menyebabkan malaria tertiana 
3. Plasmodium malaria menyebabkan malaria quartana
4. Plasmodium falcifarum menyebabkan malaria tropika 

d. Cara Penularan 

Malaria dapat ditularkan dengan berbagai cara, yang pada umumnya dibagi atas alamiah dan non alamiah. 

1. Penularan secara alamiah (natural infection), yaitu melalui kegiatan nyamuk Anopheles. 

2. Penularan non alamiah, terbagi atas : 
a. Malaria bawaan (congenital) terjadi pada bayi baru lahir karena ibunya menderita malaria. Penularan terjadi melalui tali pusat atau plasenta. 
b. Secara mekanik, terjadi melalui transfusi darah atau jarum suntik, hal ini terjadi pada morfinis yang menggunakan jarum suntik yang tidak steril. 
c. Secara oral yaitu cara ini dibuktikan pada ayam (P.Glisium), burung dara (P. Relaction) dan monyet (P.Knowlesi). 

e. Gejala Klinis 

Berdasarkan etiologi atau parasit yang menjadi perantara dari malaria, maka gejala klinis dari penyakit tersebut adalah :

1. Plasmodium Vivak 

Gejala Klinis : 

a. Masa tunas berlangsung 12-17 hari, tetapi bisa sampai 6-9 bulan atau lebih lama. 

b. Serangan pertama dimulai dengan sindromal : sakit kepala, sakit punggung, mulai malaise umum. 

c. Demam tidak teratur pada 2-4 hari pertama, tetapi kemudian menjadi intermite dengan perbedaan pada pagi dan sore hari, suhu meninggi kemudian menjadi normal. Kurva demam pada penyakit tidak teratur, tetapi kemudian kurva menjadi teratur, yaitu dengan prioditas 48 jam. Serangan demam terjadi pada siang atau sore hari mulai jelas dengan stadium menggigil, panas berleringat yang kalsik, suhu badan dapat mencapai 40,60 C (1050F) atau lebih 

d. Mual dan muntah serta herves pada bibir dapat terjadi 

e. Pusing, mengantuk dan gejala lain yang ditimbulkan iritasi serebral dapat terjadi tetapi hanya berlangsung sementara. 

f. Anemia pada serangan pertama biasanya belum jelas dan tidak berat, tetapi pada malaria menahun menjadi lebih jelas dan tidak berat, tetapi pada malaria menahun menjadi jelas. 

g. Malaria vivak yang berat pernah dilaporkan terjadi di Uni Sorviet tetapi komplikasi ini berhubungan dengan adanya malnutrisi atau penyakit lain yang menyertainya. Malaria vivak dianggap berbahaya bukan karena angka kamatiannya tetapi lebih banyak karena kelemahan penderita yang disebabkan oleh relapsnya. 

h. Limpa pada sarangan pertama mulai membesar, dengan konsistensi lembek dan mulai teraba / terasa pada minggu kedua. Pada malaria menahun menjadi sangat besar, keras dan kenyal. Truma kecil (misalnya pada saat kecelakaan) dapat menyebabkan reptur pada limpa yang membesar, tetapi hal ini jarang terjadi. 

i. Pada permulaan serangan pertama, jumlah parasit P. vivak kecil dalam peradaran darah tepi, namun bila demam telah berlangsung jumlahnya bertambah besar. Kira-kira satu minggu setelah serangan, stadium gematosit tampak dalam darah. 

j. Suatu serangan tidak diberi pengobatan, dapat terjadi beberapa minggu dengan serangan demam yang berulang-ulang. Pada kira-kira 60% kasus yang diberi pengobatan atau yang pengobatannya yang tidak adekuat, relaps timbul berbagai rekrudesensi atau short trem relapse. 

2. Palasmodium Malariae 

Gejala Klinis 

a. Masa inkubasi pada infeksi plasmodium malaria berlangsung 8 hari dan kadang-kadang sampai 30-40 hari. Gambaran klinis pada serangan pertama mirip dengan malaria vivak. Serangan demam lebih teratur dan terjadi pada sora hari. Parasit plasmadiom malariae cenderung menghinggapi eritro yang lebih tua. 

b. Kelainan ginjal yang disebabkan oleh plasmodium malariae bisa bersifat menahun dan progresif dengan gelaja lebih berat dan prognosisnya buruk. Perjalanan penyakit ini tidak terlalu berat. 

c. Anemia kurang jelas dari pada M. vivak dan penyulit lain agak jarang. 

d. Parasitemia asimptomatik tidak jarang dan menjadi masalah pada donor darah atau transfusi 

e. Nefrosis pada malaria kuartana sering terjadi pada anak di Afrika dan sangat jarang terjadi pada orang non imun yang diinfeksi plasmodium malariae. 

f. Mekanisma rekuren (relops jangka panjang) pada M. malariae disebabkan oleh parasit pada daur eritrosit yang menjadi banyak, pada faktor evesi yaitu parasit dapat menghindarkan diri dari pengaruh zat anti dan fagositosis dan disamping bertambahnya parasit. Parasit ini berlangsung pada variasi antigen yang terus menerus berubah dan dapat relaps. 

3. Plasmodium Ovale 

Gejala Klinis : 
Gejala klinis malaria ovale mirip dengan malaria vivak 
a. Sesungguhnya sama hebatnya tetapi penyembuhannya sering secara spontan dan relapsnya lebih jarang. 
b. Parasit sering berada tetap dalam darah (periode laten) dan mudah ditekan oleh spesies lain yang lebih varulen. 
c. Parasit ini baru tampak lagi setelah spesies yang lainnya lenyap. 
d. Infeksi P. Ovale sering terdapat pada orang yang tinggal pada daerah tropik. Afrika dengan edemi malaria. 

4. Plasmadium Falcifarum 
a. Masa tunas malaria falciparum berlangsung antara 9-14 hari. 
b. Gejala penyakit dimulai dengan sakit kepala, pinggang, ekstremitas, perasaan dingin, mual muntah atau diare ringan. 
c. Demam mungkin tidak ada atau ringan atau penderita tidak tampak sakit; diagnosis pada stadium ini tergantung dari anamnesis tentang kepergian penderita ke daerah endemi malaria sebelumnya. 
d. Penyakit berlangsung terus, sakit kepala, punggung dan ekstremitas lebih hebat dan keadaan umum memburuk pada stadium ini penderita tampak gelisah, pikau mental (mental confusion). 
e. Demam tidak teratur dan tidak menunjukkan periodisitas yang jelas. 
f. Keringat keluar banyak walaupun demamnya tidak tinggi 
g. Nadi dan nafas cepat
h. Mual, muntah dan diare menjadi lebih hebat, kadang-kadang batuk oleh karena kelainan paru-paru. 
i. Limpa membesar dan lembek pada peradaban 
j. Hati membesar dan tampak interus ringan 
k. Kadang-kadang dalam urine ditemukan albumin dan torak hialin atau torak granular. 
l. Ada anemia ringan dan leukopenia dengan monpsitosis 
m. Pada stadium ini penyakit dapat diagnosa dan diobati dengan baik, maka infeksi dapat segera diatasi 

Malaria falsifurum disertai salah satu bentuk ginjal klinis tersebut dibawah ini (WHO, 1990) dengan menyingkirkan penyebab lain (infeksi bakteri atau virus) adalah : 

a. Malaria otak koma (unarousable coma) 
b. Anemia normasitik berat 
c. Gagal ginjal 
d. Edema paru 
e. HIpoglikemia 
f. Syhok 
g. Pendarahan spontan / DIC (Disseminate Intravascular Coagulation) 
h. Kejang umum yang berulang 
i. Malaria haemoglobinuria (blackwater fever) 

Minifestasi klinis lainnya (pada kelompok atau daerah tertentu) adalah: 
a. Gangguan keadaan (rausable) 
b. Penderita sangat lemah (postrated) 
c. Hiperparasitemia 
d. Ikterus (jaudice) 
e. Hiperpireksia 
Untuk mengenal penyakit malaria secara singkat, berikut ini dikemukakan mengenai 3 (tiga) macam penyakit malaria, yaitu : 

a. Malaria Tertiana 
Demam timbul hari 3 (tiga), maka disebut malaria tertiana, penyebabnya plasmodium evele; spora-spora terbentuk setelah 48 jam, maka pada saat itu suhu tubuh penderita meningkat, gejala-gejala yang akan terlibat terlihat terbagi dalam 3 (tiga) stadium yaitu : 

Stadium I : Stadium kedinginan, berlangsung dalam waktu 15 menit sampai 2 jam. Penderita mula-mula merasa sakit kepala, mual-mual, kedinginan dan menggigil nadi capat dan lemah, suhu mencapai 40 0C. 

Stadium II : Stadium demam panas, suhu tinggi dan terasa panas di daerah kering, denyut nadi cepat dan kuat, pernapasan cepat, sakit kepala terasa semakin berat, merasa haus. Stadium ini berlangsung selama 3 jam. 


Stadium III: Stadium ini penderita akan berkeringat banyak. Setelah 1 sampai 2 jam suhu tubuh turun, penderita merasa tenang kemudian penderita segera tidur karena kepayahan setelah mengalami 3 hari kemudian serangan akan perubahan seperti semula. 

b. Malaria Qaurtana 
Penyakit ini disebabkan oleh perasit malaria yaitu plasmodium malaria. Suhu tubuh meninggi setiap 27 jam, atau pada hari ke-4. penyakit ini lebih berat dari Malaria Tertiana. Gejala ini hampir sama untuk membedakannya dilakukan pemeriksaan darah tapi pada suhu tubuh meninggi karena parasit baru saja terjadi dan pemeriksaan dilakukan sebelum diberikan pengobatan, karena pada saat itu parasit masih utuh, belum banyak yang masih musnah. 

c. Malaria Tropika 
Penyakit ini disebabkan oleh plasmodium falcifarum, dimana gejalanya terdiri dari suhu tubuh sangat tinggi pada waktu serangan, penderita menjadi dehidrasi (cairan tubuh banyak hilang), sering ditemukan banyak darah dan kotoran dalam urine. Penderita seakan-akan menderita penyakit tidur (koma atau tidak sadar). Biasanya bila penderita jatuh koma dapat menyusul kematian. Malaria tropika dapat diderita berbulan-bulan bahkan bertahun-tahun. 

Gejala malaria yang lain bila mencapai tingkatan malaria serebral atau otak akibat plasmodium faciparum adalah hiperpireksia, edem paru, gangguan pembekuan darah, asidosis metabolik, aspirasi pneumonia dan hiperparasitemia. 

f. Pencegahan dan Pengobatan Penyakit Malaria 

1. Pencegahan ada malaria memotong rantai penularan dengan cara : 
a. Mencegah gigitan vektor misalnya : 
        -Membunuh nyamuk dengan insektisida 
        -Tidak menggunakan kelambu. 
        -Membuang tempat nyamuk berkembang biak 
2. Pengobatan rawat inap 
        -Anemia (HB 8 gr % diberi trasfusi darah) 
     - Malaria serebral, diberi infus dan kina hidroklorida diberikan dalam bentuk infus dengan dosis 10 mg/kg berat badan/kali, 3 kali sehari selama penderita belum sadar dan kalau sudah sadar dilanjutkan dilanjutkan dengan oral sampai total 7 kali. Boleh ditambah fansidor atau suldox dengan cara seperti diatas untuk waktu 2 hari pemberian (melalui sonde). 

Pada pemberantasan penyakit malaria, penggunaan obat secara operasional tergantung pada tujuannya. Bila obat malaria digunakan oleh sebagian atau seluruh penduduk disebut proteksi dengan obat secara kolektif (collective drug protection). Dalam program pemberantasan malaria cara pengobatan yang terpenting adalah pengobatan presumatif, pengobatan radikal atau pengobatan massal. Pengobatan presumasuf adalah pengobatan pada kasus malaria cara pengobatan yang terpenting adalah pengobatan presumatif, pengobatan radikal atau pengobatan massal. Pengobatan presumasuf adalah pengobatan pada kasus malaria pada waktu darahnya diambil untuk kemudian dikumpirmasi infeksi malarianya. Biasanya terdiri dari dosis tunggal skizontosida dan tujuannya adalah untuk meringankan gejala klinis, yang mungkin disebabkan oleh penyakit malaria. Pengobatan presumatif adalah tindakan pencegahan terbatas pada beberapa individu. Sekarang pengobatan presumatif tidak dilakukan lagi, karena tidak efektif (campliance renceh) dan dapat menyebabkan resitensi terhadap obatnya. 

Pengobatan radikal dilakukan dengan tujuan membasmi semua parasit yang ada dan mencegah timbulnya relaps. 

Pengobatan massal dilakukan pada daerah dengan edemisitas tinggi. Tiap orang harus mendapat pengobatan secara teratur dengan dosis sudah ditentukan. Salah satu cara pengobatan massal ia dengan menambahkan obat dalam garam dapur, hal ini pernah dilakukan pada daerah Irian Jaya (metode pinotti), tetapi cara ini tidak dipakai lagi. 

Laporan Pendahuluan ( LP ) Malaria edited by muhammadimronskepns@gmail.com

g. Diagnosis 
Diagnosis malaria vivak ditegaskan dengan menentukan parasit P. vivak pada sediaan darah yang dipulas dengan giemsa. 

Untuk P. malariane dapat dilakukan dengan menemukan parasit dalam darah yang dipulas giemsa. Hitung parasit pada penderita yang tidak menunjukkan klinis malaria. 

Diagnosis malaria falsifarum dapat dibuat dengan menemukan parasit stadium trofozoid muda (bentuk cicin) tanpa atau dengan stadium gametosit dalam sediaan darah tepi. 

Laporan Pendahuluan ( LP ) Malaria edited by muhammadimronskepns@gmail.com

h. Pragnosis 
Pragnosis penyakit malaria vivak biasanya baik, tidak menyebabkan kematian bila tidak diberi pengobatan. Begitu juga dengan malaria malariae dan ovale sedangkan untuk malaria falciparum bila tidak diberikan pengobatan akan mengakibatkan kematian.

i. Manajemen Keperawatan 
Pengkajian 
A. Data Subjektif 
1. Pasien mengeluh sakit kepala 
2. Rasa sakit pinggang, sakit pada otot 
3. Dingin dan menggigil, gangguan G 1 
4. Pasien mengeluh banyak keringat, merasa lelah 
B. Data Objektif 
1. Suhu badan tinggi mencapai  
2. Pucat –anemia 
3. Pada pemeriksaan limfa teraba membesar, hepatomegali 
Diagnosa Keperawatan 
a Peningkatan suhu tubuh sampai dengan efektif langsung sirkulasi endotoksin pada hipotalamus. 
Tujuan : Temperatur dalam batas normal dengan kriteria : suhu tubuh normal 36-370C, kulit tidak pecah, hangat, tanda vital lainnya normal, tidak menggigil. 

Laporan Pendahuluan ( LP ) Malaria edited by muhammadimronskepns@gmail.com

INTERVENSI/IMPLEMENTASI
1. Berikan kompres dingin 
Rasionalisasi : Membantu mengurangi demam dan pasien merasa enak dan tenang 
2. Monotor temperatur, catat bila menggigil berapa lamanya 
Rasionalisasi : Temperatur   biasanya menunjukkan infeksi akut bila dimonitor segera diketahui dan secepatnya mendapat tindakan baik perawatan. 
3. Monitor temperatur lingkungan dan batasi pengunjung yang berlebihan serta menggunakan selimut tebal. 
Rasionalisasi : Menggunakan selimut dan pembatasan pengunjung agar suhu mendekati nirmal. 
4. Kolaborasi dalam pengobatan.
     - Berikan antipiretik serta aspirin antidimidon sesuai petunjuk dokter 
      - Berikan obat dokter untuk infeksi parasit sesuai dengan jenis malaria.

b Gangguan rasa nyaman berhubungan dengan sakit kepala, pinggang dan sakit otot .
Tujuan : Rasa nyaman terpenuhi dengan kriteria nyeri hilang, pasien tenang. 

INTERVENSI/IMPLEMENTASI

1. Kaji nyeri yang dirasakan pasien dan obat apa yang telah digunakan 
Rasionalisasi : Membantu mengidentifikasi tindakan apa yang telah dilakukan untuk menghilangkan nyeri pada episode yang lain 
2. Observasi respon non verbal seperti ekspresi wajah, posisi tubuh, gelisah, menangis. 
Rasionalisasi : Merupakan indikator yang menunjukkan rasa nyeri yang dialami karena manifestasi fisiologik bisa terlihat atau tidak. 
3. Observasi adanya mual, muntah, dan anoreksia 
Rasionalisasi : Keluhan ini sering menyertai sakit kepala yang hebat 
4. Massage kepala, leher, bahu, jika pasien cukup toleransi terhadap sentuhan. 
Rasionalisasi : Untuk relaksasi otot. 
5. Berikan kompres dingin di kepala 
Rasionalisasi : Meningkatkan sirkulasi otot dan menurunkan ketegangan otot .
6. Kolaborasi dalam pemberian obat.
Rasionalisasi : obat analgetik mengurangi nyeri, dan obat-obatan lain yang dapat mengurangi mual/muntah.
c Gangguan perfusi jaringan berhubungan dengan penurunan kapasitas sel pengangkut O2 (anemia) 
Tujuan : - Tanda-tanda vital stabil 
                - Status mental baik 
      - Kulit / membran mukosa tidak pucat 
       - Ekstremitas hangat 

INTERVENSI/IMPLEMENTASI
1. Monitor tanda-tanda vital, catat warna kulit, mukosa, kuku dan bibir. 
Rasionalisasi : Untuk mengetahui apakah perfusi ke jaringan adekuat 
2. Monitor usaha dan bernafas 
Rasionalisasi : Adanya usaha untuk bernafas menunjukkan jaringan kekurangan sirkulasi darah. 
3. Observasi adanya keluhan dingin juga temperatur tubuh dan lingkungan. 
Rasionalisasi : Vasokonstriksi akan mengurangi sirkulasi perifer sehingga perfosi ke jaringan kurang. 
4. Kaji adanya respon verbal yang lamban, gangguan memori/bingung 
Rasionalisasi : Dapat menunjukkan adanya gangguan fungsi serebral yang disebabkan oleh hipoksia atau devisiensi B12. 
5. Kolaborasi 
Monitor pemeriksaan laboratorium, seperti Hb, analisa darah 
Berikan transfusi darah sesuai dengan instruksi dokter 
Persiapan untuk operasi jika diindikasikan 

Penatalaksanaan 

A. Pengobatan 
Obat malaria dibagi dalam 5 golongan : 
a Skizontosida jaringan perifer Proguanil, pirimetamin dapat membasmi parasit eritrosit sehingga masuknya parasit ke dalam eritrosit sehingga profalaksis kolosal 
b Skizontosida jaringan sekunder 
Primaquin, dapat membasmi parasit daur eksoeritrosit atau bentuk – bentuk jaringan plasmodium vivak dan plasmodium ovale untuk pengobatan radikal infeksi sebagai obat anti relaps. 
c Skizontasida darah 
Membasmi parasit stadium eritrosit yang berhubungan dengan penyakit akut disertai gejala klinis skizontosida dapat mencapai penyembuhan klinis spesifik bagian ke – 4 spesies plasmodium, obat yang ampuh kini, kloroquin, amdiakuin sedangka efeknya terbatas proguanil dan primetamin. 
d Gametosida 
Menghancurkan semua bentuk seksual termasuk stadium gametosit plasmodium falciparum, juga mempengaruhi stadium perkembangan parasit malaria dalam nyamuk anopholes betina, obatnya primaquin adalah gametosida untuk ke 4 spesies dan kini, kloroquin, amodiakuin untuk plasmadium vivak, plasmodium malariae dan plasmodium ovale. 
e Sporontozida 
Mencegah/menghambat gametosit darah untuk membentuk ookista dan sporozoid dalam nyamuk anopheles. Obat primaquin dan proguanil. 
B. Pencegahan 
a Dengan obat antimalaria 
Kloroquin basa 5 mg/kg bb 1x5 mg 
Pansida atau suldox dengan dasar primetamin 0,5-0,75 mg/kg BB, atau sulvadoksin 10-15 mg/kg BB 5 mg 
b Dengan menghindar dari gigitan nyamuk 
Memakai kelambu atau kasa anti nyamuk 
Obat yang membunuh nyamuk
c Perawatan 
Tirah baring 
Perawatan demam 
Bila pasien menggigil berikan selimut hangat 
Berikan diit TKTP lunak 
Berikan makanan yang merangsang tidak boleh diberikan seperti goreng yang pedas. 
Menolong pasien dalam kebutuhan sehari-hari 
Ukur tanda-tanda vital 

Laporan Pendahuluan ( LP ) Malaria edited by muhammadimronskepns@gmail.com

0 komentar