Infusetblog - Saat melanglang buana di dunia Instagram, ada postingan menarik yang saya baca. Disana kurang lebih menampilkan sosok Rumah Sakit bekas yang sudah tidak ditempati, ada cerita mistis bahwa pasien melahirkan didalam Rumah Sakit tersebut karena melihat Rumah Sakit beroperasi seperti layaknya rumah sakit. Padahal warga setempat tahu, tempat itu lama tidak digunakan!
Sang Ibu yang mau melahirkan tersebut pun berhasil selamat dan bayi sehat telah ditolong oleh dokter misterius yang ada di bangunan bekas rumah sakit tersebut Terlepas benar atau tidaknya berita tersebut, yang membuat saya geleng geleng kepala adalah komentar para netizen.
Hampir keseluruhan netizen menghujat dokter (manusia) dan membela dokter (ghaib) tersebut. Rata-rata netizen memberikan suara seperti : dokter jin lebih punya belas kasih dibanding dokter manusia ya? dan masih banyak lagi komen miring tentang dokter (manusia).
Apalagi di Makassar pernah ada kasus dimana ibu hamil bernama Ervina Yana harus kehilangan calon bayinya akibat syarat ketika akan bersalin adalah menjalani rapid tes dan swab PCR. Sungguh pandemi ini sebuah paranoid bagi petugas kesehatan. Apalagi mendengar gugurnya satu persatu petugas kesehatan.
Tidak bisa menyalahkan satu pihak saja, karena ini memang sangat menakutkan. Dikutip dari Fame.grid.id yang di publish 17 Juni 2020 menyebutkan kronologinya seperti berikut ini : “Karena Vina punya riwayat penyakit diabetes dan tidak kontrol kehamilan di RS Sentosa disarankan untuk menjalani rapid test. Kemudian RS Sentosa merujuknya ke RS Siti Hadihjah. Pihak RS Siti Hadihjah beralasan tidak memiliki alat rapid test, swab, dan operasi, kemudian Ervina kembali dirujuk ke RS Stellamaris,”
Di RS Stellamaris, Vina menjalani rapid test dengan membayar biaya Rp.600.000. Dari hasil rapid test, Ervina dinyatakan reaktif dan disarankan untuk menjalani swab test dengan biaya Rp 2,4 juta dan tidak sanggup membayar tes swab seharga Rp 2,4 juta. Kemudian keluarga membawanya ke RSIA Ananda, sebenarnya bayi dalam kandungan Ervina saat di RS Sentosa masih bergerak. Namun, setiba di RSIA Ananda dinyatakan meninggal dunia. “Keterangan dokter Ervina besok pagi akan operasi jika hasil swab sudah keluar”
Keterlambatan penanganan akibat "keparnoan" Covid 19 ini hendaknya tidak lagi terjadi, bagaimanapun juga hal ini harus diketemukan solusi yang tepat, agar ibu dan calon bayi selamat, petugas kesehatan pun terlindungi.
Muncul pertanyaan kenapa sih ibu hamil yang akan melahirkan harus di tes Covid 19?
Dokter kandungan, Ulul Albab, yang merupakan Sekjen POGI Jakarta (Jaya), menjelaskan tentang kondisi ibu hamil yang disebutnya lebih mudah tertular covid-19 karena sistem imun mereka yang lebih rentan.
Kesimpulan :
Dari berita Yang ada, banyak netizen yang belum faham duduk perkara. Bahwa RS yang dikunjungi oleh Ny. Ervina bukan rujukan Covid 19 karena kondisi Ny.Ervina memang mengarah ke Covid dengan ditandai hasil reaktif saat rapid tes.
Adanya keterlambatan penanganan terhadap ibu yang akan bersalin.
Jika saja Ny.Ervina sudah melakukan tes swab dan hasilnya positif, pasti akan tetap ditangani dengan prosedur yang berbeda. Sayangnya beliau mendatangi RS yang bukan rujukan pasien yang mengarah ke Covid 19.
1 komentar
Post a Comment