LAPORAN PENDAHULUANHAEMORRHOID
By.Muhammad Imron,S.Kep,Ns
LP HAEMORRHOID
1.
Pengertian.
Haemorrhoid adalah pembengkakan atau pembesaran pembuluh
darah di dalam selaput membran atau hanya diluar usus, atau dengan kata lain
haemorrhoid adalah pelebaran varies daripada suatu seepren atau lebih, haemorrhoid
ini dibedakan atas dua, yaitu :
1)
Haemorrhoid eksterna : kecil, tertutup kulit, menonjol
bila mengejan, dibawah epithel berlapis kanalis ani.
2)
Haemorrhoid interna : berada diatas perbatasan kulit
mukosa anus, multi pel, berwarna ungu, lunak, tertutup membran mukosa.
Haemorrhoid interna dibagi 4 macam yaitu :
· Tingkat I :
Varies dari satu atau lebih dengan gejala pendarahan.
· Tingakat II :
Varies dari satu atau lebih yang
defekasi keluar dari Dubur tetapi masih bisa masuk kembali dengan sendirinya.
· Tingkat III :
Seperti halnya pada tingkat II tetapi
sudah defekasi varies tidak bisa kembali spontan, harus didorong.
· Tingkat IV :
Telah terjadi inkonsenasi.
Haemorrhoid sangat umum dan terjadi pada setiap manusia
dengan semua usia.
2.
Etiologi.
· Sebagai faktor predoposisi adalah hereditas,
anatomik, pekerjaan, dan sanilitas.
· Sebagai faktor predispitasi adalah berupa
kelainan srkulasi parsial dan peninggian tekanan intra abdomen : fisiologi dan
radang.
·Vena Hemoridialis mengembang, kongestipleksus
vena hemmoridialis interna.
· Penyebab lainnya seperti : batuk kronik,
hypertensi, kebiasaan mengejan pada waktu BAB.
3.
Patofisiologi.
Disekitar dubur terdapat anyaman pembuluh darah balik,
berat dari anus di dalam perut menyebabkan tekanan di dalam aliran darah
disekitar anyaman pembuluh darah balik, sehingga pembuluh balik melebar, dan
bengkak sehingga menonjol keluar.
4.
Tanda dan Gejala.
Biasanya gejala meliputi pendarahan, iritasi, dan tidak
enak, termasuk gatal di dalam wilayah anus dan kadang-kadang timbul parasaan nyeri
karena peradangan, karena anus berdarah juga dapat menandai adanya tingkatan
komplikasi dari penyakit lain.
Secara garis besar gejala haemorrhoid adalah pengeluaran
lendir, pendarahan dalam defekasi, mungkin juga mengalami pendarahan sehingga
menyebabkan anemia.
Beberapa haemorrhoid dapat mengecil secara spontan setelah
defekasi, mungkin perlu didorong masuk kembali dengan tangan. Jarang menjadi
prolaps yang bersifar menetap, bila haemorrhoid mengalami trombosis atau
strangulai timbul rasa nyeri.
5.
Prosedur Diagnostik.
·
Pemeriksaan Laboratorium.
·
Pemeriksaan rectal toucher.
·
Pemeriksaan fisik.
·
Pemeriksaan darah lengkap.
6.
Diagnosa dan Intervensi Keperawatan.
1) Gangguan eliminasi BAB : konstipasi B. D nyeri dan
pendarahan pada saat BAB.
· Anjurkan px makan makanan yang berserat dan
hindari diet yang kasar.
·
Pertahankan kebiasaan BAB.
·
Pertahankan intake cairan 2000 cc/hari.
·
Kolaborasi : beri obat sesuai order dokter.
2)
Nyeri pada daerah anus B. D adanya peradangan pada
rectum.
·
Kaji tingkat ambang nyeri.
·
Atur posisi px senyaman mungkin.
·
Ajarkan tehnik relaksasi.
·
Berikan tehnik distraksi.
·
Kolaborasi : beri obat sesuai order dokter.
7.
Pengobatan.
·
Infus D5% 20 tts/m.
·
Infus RL 20 tts/m.
·
Novalgin.
·
Obat rendam antibiotik.
8.
As-Kep dan Pengobatan Pasien Post Ops Haemorrhoid.
Ketika px kembali dari kamar operasi, posisi px di letakkan
miring atau telungkup, untuk menolong mengurangi tekanan pada area operasi.
Px diberikan anasgetik untuk mengurangi rasa nyeri, diet
cair diberikan untuk makanan pertama setelah operasi, selanjutnya diet lengkap.
Memberikan obat rendam P. K untuk mendesinfektan atau
menghilangkan kuman pada area operasi.
9.
Daftar Pustaka.
Ovedaff, D. Kapita
Selekta Kedokteran Jilid I Edisi Ke-3. Jakarta: Media Aeculapius. FKUI
1999.
Persatuan Ahli Penyakit Dalam Indonesia. 1996. Ilmu Penyakit Dalam Jilid 1 edisi ke-3. Jakarta: Balai Penerbit FKUI
Jakarta 1996.
Syaifuddin. 1994. Anatomi
Fisiologi. Jakarta: Penerbit Buku Kedokteran EGC.
0 komentar
Post a Comment