Standart Operational Prosedure ( SOP ) Pemasangan Kateter
Edited
By.Muhammad Imron,S.Kep,Ns
Standar Operasional Pemasangan Kateter
1. A. Pengertian
Kateter
adalah selang untuk memasukkan dan mengeluarkan cairan
Kateterisasi
urinarius adalah memasukkan kateter melalui uretra ke dalam kandung kemih
dengan tujuan untuk mengeluarkan urin
Prinsip prinsip pemasangan kateter
- Hati-hati
- Sterilitas Sifat prosedur yang
steril
- Adekuat lubrication à
- Gunakan kateter ukuran kecil
Macam-macam kateter
1. Bentuk Straight; lurus tanpa ada cabang
1. Bentuk Straight; lurus tanpa ada cabang
Contoh
: Robinson kateter, Nelaton kateter
2. Coude Catheter; kateter dengan ujung lengkung dan ramping
2. Coude Catheter; kateter dengan ujung lengkung dan ramping
Sebuah
kateter Coude digunakan pada klien pria, yang mungkin mengalami pembesaran
prostat yang mengalami obstruksi sebagian uretra
Contoh
: Kateter Tiemann
3. Self Retaining Kateter; dipakai menetap
3. Self Retaining Kateter; dipakai menetap
Contoh
: Molecot Kateter, Foleey Kateter
Bahan
Bahan
- Stainless
- Lateks (karet)
- Silikon
- Dilapisi silikon
1.
Cabang 1 (One Way) digunakan untuk sekali pakai
2.
Cabang 2 (Two Way) digunakan untuk kateter sementara
3.
Cabang 3 (Three Way) digunakan untuk kateter permanen
B. Tujuan
ü
Untuk mengeluarkan urin
ü
Menghilangkan ketidaknyamanan karena distensi kandung kemiih.
ü
Mendapatkan urine steril intuk spesimen
ü
Pengkajian residu urine
ü
Penatalaksanaan pasien yang dirawat karena trauma medulla spinalis, gangguan
neuromuskular, atau inkompeten kandung kemih. Serta pasca operasi besar.
ü
Mengatasi obstruksi aliran urine
ü
Mengatasi retensi perkemihan.
C. Indikasi
- Mengatasi retensi urine
- Mengukur jumlah produksi urine
oleh ginjal secara akurat
- Untuk memperoleh bahan urine
steril
- Mengukur jumlah residu dalam
kandung kemih
- Memeperoleh bahan urin
bilatidak dapat ditampung dengan cara yang lain : menampung urine agar
tidak terkontaminasi pada wanita yang sedang menstruasi atau pada klien
yang mengalami masalah inkontinensia urin
- Mengosongkan kandung kemih
sebelum dan selama operasi dan sebelum suatu pemeriksaan diagnostic
- Membantu memenuhi kebutuhan
pasien untuk mengosongkan kandung kemih, yang digunakan bila pasien
mengalami sakit yang akut, sakit yang hebat atau terbatas pergerakan atau
tidak sadar akan lingkungan
- Menjaga agar kandung kemih
tetap kosong dan penyembuhan luka pengobatan beberapa infeksi dan operasi
suatu organ dari system urinarius dimana kandung kemih tidak boleh tegang
sehingga menekan struktur yang lain
- Menjaga agar pasien yang
inkontinen teta kering pada daerah perineum, agar kulit tetap utuh dan
tidak infeksi
10.
Membantu melatih kembali atau memulihkan pengendalian kandng kemih secara normal
D. Alat dan Bahan
v Alat
|
v Bahan
|
10.
Perban
11.
Urine bag
|
|
- E. Prosedur
- I.
Pemasangan Kateter
- a. Pada Perempuan
- Cuci tangan.
- Jelaskan pada pasient
mengenai prosedur yang akan dilakukan.
- Atur ruangan.
- Pasang perlak / alas.
- Gunakan handscoon.
- Pasang duk steril.
- Bersihkan vulva dengan kapas
sublimat dari atas ke bawah (±3 kali hingga bersih)
- Buka labia mayor dengan ibu
jari dan telunjuk tangan kiri. Bersihkan bagian dalam.
- Kateter diberi minyak pelumas
atau jelly pada ujungnya, lalu asupkan pelan-pelan sambil anjurkan untuk
tarik napas, asupan (2,5-5 cm) atau hingga urune keluar.
10.
Setelah selesai, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya dengan
menggunakan spuit untuk yang dipasang tetap. Bila tidak dipasang tetap, tarik
kembali sambil pasient disuruh napas dalam.
11.
Sambung kateter dengan urineal bag dan fiksasi kearah samping.
12.
Rapikan alat.
13.
Cuci tangan.
- b. Pada Laki – Laki
- Jelaskan prosedur
- Cuci tangan
- Pasamng sampiran
- Pasang perlak
- Gunakan sarung tangan steril
- Pasang duk steril
- Tangna kiri memegang penis lalu
prepusium ditarik sedikit kepangkalnya dan bersihkan dengan kapas
sublimat
- Kateter diberi minyak pelumas
atau jeli pada ujungnya (kurang lebih 12,5-17,5 cm) lalu masukkan
perlahan (kurang lebih 17,5-20 cm) dan sambil anjurkan pasien menarik
napas dalam
- Jika tertahan jangan dipaksa
10.
Setelah kateter masuk, isi balon dengan cairan aquades atau sejenisnya untuk
kateter menetap, dan bila intermiten tarik kembali ambil pasien diminta menarik
napas dalam.
11.
Sambung kateter dengan kantung penampung dan viksasi kearah atas paha/abdomen.
12.
Rapikn alat.
13.
Cuci tangan setelah prosedur dilakukan.
14.
Catat prosedur dan respon pasien.
- II.
Pemasangan Kateter Kond0m
- Kaji status klien untuk
menentukan kebutuhan akan Kateter kondom
- Siapkan peralatan dan suplai:
a.kantung
kond0m dan bahan karet /lateks(ukuran yang sesuai)
b.secarik
plester elastis (jika perlu)persiapan kulit
c.
kantung pengumpul urin di sertai tali pengikatnya
d.
baskom dengan air hangat dan sabun
e.handuk
dan lap
f.
sarung tangan sekali pakai
g.selimut
mandi
h.
klip rambut atau gunting(pilihan)
- Jelaskan prosedur
- Berikan privasi dengan menutup
pintu atau gorde tempat tidur
- Cuci tangan dan kenakan sarung
tangan
- Bantu klien untuk mengambil
posisi terlentang.tempatkan selimut mandi di batang tubuh bagian
atas.lipat selimut sehingga ekstremitas bagian bawah tertutup;hanya
genitalia nya bagian bawah yang seharusnya terlihat
- Kaji kondisi penis
- Lakukan perawatan perineum dan
keringkan secara Menyeluruh .klip rambut di bagian bawah penis
- Siapkan kantung tungkai atau
kantung pengumpul Drainase urin untuk disambungkan ke kateter kondom.
Siapkan selang drainase supaya dapat di hubungkan.
10.
Bersihkan kulit pada batang penis dan biarkan mengering (30 sampai 60 detik)
11.
Dengan tangan yang tidak dominan pegang p3nis di sepanjang batangnya.dengan
dominan,pegang kantung kond0m pada ujung pen!s dan dengan perlahan gulung
kantung tersebut kearah p3nis
12.
Beri jarak 2,5 cm antara ujung kond0m dan ujung pen!s.
13.
Plester batang p3nis dengan plester elastis secara melingkar(jika perlu)
plester hanya boleh menyentuh kantung k0ndom, bukan kulit, pasang dengan pas,
akan tetapi jangan terlalu ketat.
14.
Menghubungkan selang drainase ke ujung kateter k0ndom, dapat di gunakan sebuah
kantung drainase atau kantung tungkai(lihat ilustrasi di bawah).yang dipasang
di atas atau di bawah lutut. Pastikan bahwa kantung k0ndom tidak
terpelintir
15.
Fiksasi selang sehingga tidak melekuk dan meningkatkan drainase urine secara
bebas.
16.
Tempatkan lkien pada posisi yang nyaman dan aman(berbaring atau duduk akan
tetapi tidak menyumbat aliran urine)
17.
Buang suplai yang terkontaminasi lepaskan sarung tangan dan cuci tangan.
18.
Kembali dalam 30 sampai 60 menit untuk memantau drainase urin
19.
Inspeksi kulit pada batang p3nis secara teratur untuk melihat adanya
tanda-tanda kerusakan atau iritasi.
20.
Catat dan laporkan waktu pemasangan k0ndom, kondisi kulit,serta pola berkemih.
- III.
Bledder Trining
- Definisi
Bladder
training adalah salah satu upaya untuk mengembalikan fungsi kandung kencing
yang mengalami gangguan ke keadaan normal atau ke fungsi optimal neurogenik.
(Google, diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB)
Bladder
training merupakan salah satu terapi yang efektif di antara terapi
nonfarmakologis (Farmacia.com. , diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB)
- Tujuan
Tujuan
dari bladder training adalah untuk melatih kandung kemih dan mengembalikan pola
normal perkemihan dengan menghambat atau menstimulasi pengeluaran air kemih.
(AHCPR, 1992 dalam buku fundamental keperawatan vol. 2 karangan Potter dan
Perry)
Terapi
ini bertujuan memperpanjang interval berkemih yang normal dengan berbagai
teknik distraksi atau teknik relaksasi sehingga frekuensi berkemih dapat
berkurang, hanya 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali. Melalui latihan,
penderita diharapkan dapat menahan sensasi berkemih (farmacia.com).
Tujuan
yang dapat dicapai dalam sumber yang lain adalah :
- Klien dapat mengontrol berkemih
- Klien dapat mengontrol berkemih
-
Klien dapat mengontrol buang air besar
-
Menghindari kelembaban dan iritasi pada kulit lansia
-
Menghindari isolasi sosial bagi klien (Bondan palestin, Google.com)
- Indikasi
ü
Orang yang mengalami masalah dalam hal perkemihan.
ü
Klien dengan kesulitan memulai atau menghentikan aliran urin.
ü
Orang dengan pemasangan kateter yang relative lama.
ü
Klien dengan inkontinentia urin
- Program Latihan Bladder
Training
Memberikan
pengertian kepada klien tentang tata cara latihan bledder training yang baik,
manfaat yang akan dicapai dan kerugian jika tidak melaksanakan bladder training
dengan baik.
Tahapan
latihan mengontrol berkemih. Beberapa tindakan yang dapat membantu klien untuk
mengembalikan kontrol kemih yang normal :
v
Langkah – Langkah
- Persiapan alat
-
Jam
-
Air minum dalam tempatnya
-
Obat deuritik jika diperlukan
- Persiapan pasien
-
Jelaskan maksud dan tujuan dari tindakan tersebut
-
Jelaskan prosedur tindakan yang harus dilakukan klien
- Langkah – langkah Latihan
- Beritahu klien untuk memulai
jadwal berkemih pada bangun tidur, setiap 2-3 jam sepanjang siang dan
sore hari, sebelum tidur dan 4 jam sekali pada malam hari.
- Berikan klien minum yang
banyak sekitar 30 menit sebelum waktu jadwal untuk berkemih
- Beritahu klien untuk menahan
berkemih dan memberitahu perawat jika rangsangan berkemihnya tidak dapat
ditahan.
- Klien disuruh menunggu atau
menahan berkemih dalam rentang waktu yang telah ditentukan 2-3 jam
sekali.
- 30 menit kemudian, tepat pada
jadwal berkemih yang telah ditentukan, mintalah klien untuk memulai berkemih
dengan teknik latihan dasar panggul.
- IV.
Latihan Otot dasar Panggul
Klien
yang mengalami kesulitan untuk memulai atau menghentikan aliran urin dapat
memperoleh manfaat dari melakukan latihan dasar panggul ( Kegel Exercise ).
- Langkah-Langkah Latian
- LATIHAN 1
- Intruksikan klien untuk
berkonsentrasi pada otot panggul
- Minta klien berupaya
menghentikan aliran urine selama berkemih dan kemudian memmulainya kembali
praktikan setiap kali berkemih.
- LATIHAN 2
- Minta klien mengambil posisi
duduk atau berdiri. Intruksikan klien untuk mengencangkan otot
disekitar 4nus.
- LATIHAN 3
- Minta klien mengencangkan otot
di bagian posterior dan kemudian kontraksikan otot anterior secara
perlahan sampai hitungan keempat.
- Kemudian minta klien merelaksasikan
otot-otot secara keseluruhan.
- Ulangi latihan empat kali per
jam saat terbangun dari tidur selama tiga bukan.
- LATIHAN 4
- Apa bila memungkinkan, ajar
klien melakukan sit-ups yang di modifikasi(lutut ditekuk).
- V.
Pengukuran Berat Jenis Urin (BJU)
- Definisi
BJU
ad pengukuran berat jenis urine untuk evaluasi umum terhadap sistem eropoetik
maupun stasus kesehatan. Urine merupakan hasil metabolisme yang dikeluarkan
tubuh melalui ginjal
- Tujuan
ü
Mengukur BJU (Berat Jenis Urine)
ü
Melihat Fungsi Ginjal Dalam Pemekatan dan Pengenceran Urine
- Alat dan Bahan
- Gelas penampung dan gelas ukur
- Urinometer
- Strip untuk urinalis
(Combistik)
- Air 1,5 Liter
- Tissue
- Urine
- Cara Kerja
Membandingkan
Berat Jenis Urine dengan air (H2O) Pada Volume yang Sama
Menggunakan Reagen Strip
Menggunakan Reagen Strip
Rumus
BJU :
BJU
= BJ terbaca + (suhu kamar – suhu tera) x 0,0013
Ket
:
BJU
Normal = 1,005 – 1,030
Suhu
Kamar = 27 o C
Suhu
Tera di Urinometer = 20 o C
Keterangan
Pemekatan dan Pengenceran
ü
Pemekatan = Dehidrasi (Kekurangan cairan)
ü
Pengenceran = Overhidrasi (Kelebihan cairan)
- F. Evaluasi
- Indwelling kateter masuk
secara benar, straight masuk dan dilepas tana menimbulkan
- Pasien nyaman
- Klien dapat menahan berkemih
dalam 6-7 kali per hari atau 3-4 jam sekali.
- Klien merasa senang dengan
prosedur.
- G. Referensi
Potter
and Perry.Volume 2.2006.Sistem Eliminasi./Unit9/bab48/1828.20/03/20111
Alimul
Aziz.2004.Buku Saku Praktikum Kebutuhan Dasar Manusia.ECG:Jakarta
Bondan
palestin, Google.com. diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
JAPARDI,
ISKANDAR Fakultas Kedokteran Bagian Bedah Universitas Sumatera Utara.
Google.co.id. diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
Potter
& perry. 2005. Fundamental Keperawatan vol 2. jakarta : EGC
www.
Farmacia.com. , diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
WWW.Familydoctor.org,
diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
www.
Google, diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
Www.Pikiran-Rakyat.com.
diakses 27 maret 2008 pada jam 14.00 WIB
0 komentar
Post a Comment