Menemukan Pasien "Kurang Pengetahuan" ? Wajar !!!
Infuset - Berbagi pengalaman tentang pekerjaan tentu sangatlah menyenangkan. Kali ini author infuset akan menceritakan pengalaman yang cukup menarik untuk disimak.
Author bekerja disebuah Puskesmas yang berada di wilayah kotamadya. Walaupun letaknya diujung kota, tetapi tetap saja kota. Menuju pusat kota juga hanya menempuh waktu sekitar lima menit saja.
Jadi bukanlah Puskesmas pedalaman, hanya saja letaknya berada di ujung atau tepatnya pinggiran kota yang mana daerahnya terus berkembang dengan pembangunan perumahan. Jadi, hampir lebih dari separuh rakyat wilayah kerja adalah pendatang.
Ada yang dari pulau jawa, sumatra, hingga daerah lain jadi satu. Dari kumpulan data, beragam latar pendidikan dan pekerjaan ada disana. Mulai dari PNS, TNI Polri, karyawan swasta dan buruh, hingga supir dan pedagang.
Beragam latar belakang itulah timbul beberapa pengalaman menarik bersama pasien atau keluarga pasien. Mulai dari yang lemah lembut hingga ada yang berani kasar dengan petugas di Puskesmas.
Cerita pertama dan masih booming hingga artikel ini diterbitkan adalah tentang pengucapan Difteri oleh pasien atau keluarga pasien. Dimana kota kami sudah dianggap KLB difteri dan dengan gerak cepat memberikan vaksin difteri secara gratis baik disekolah maupun bagi balita yang datang ke Puskesmas.
Keluarga pasien atau pasien itu sendiri sering salah dalam penyebutan, mulai dari disentri, difentri hingga bakteri. Imunisasi disentri bisa? ucap salah seorang ibu yang membawa anak balitanya ke Puskesmas. Lain lagi dengan seorang remaja yang berpenampilan kota, datang membawa adik adiknya ke Puskesmas dan bertanya, apakah bisa imunisasi bakteri? Sontak kami tersenyum dan menahan tawa mendengarnya.
Pengalaman menarik lainnya adalah disaat kami melakukan Posyandu Lansia dimana pasien 99,9 % adalah lansia yang berumur 60 keatas. Uniknya wilayah kerja kami yaitu mencakup 2 kelurahan dimana kelurahan yang satunya berada ditengah kota dan merupakan tempat tinggal para veteran atau pensiunan. Ketika datang untuk memeriksakan kesehatannya, pasien yang notabene kami panggil kakek / nenek itu sering mendikte obat obat untuk dirinya. Disaat dokter mendengarkan keluhan atau curhatan seputar penyakit yang dialami, mereka para lansia justru menyebutkan nama-nama obat yang mereka perlukan. Katanya meloksikam habis lah, loperamide ada gak dok? dan lain-lain. Dasar kakek nenek.
Jadi menemukan pasien atau keluarga pasien yang kurang pengetahuan dan sejenisnya? wajar, tinggal kita sebagai petugas kesehatan yang banyak bersabar.
0 komentar
Post a Comment