loading...

Tuesday, August 6, 2019

SOP INJEKSI INTRA MUSCULAR ( IM )

SOP INJEKSI INTRA MUSCULAR ( IM )

Infuset - Menurut Wikipedia, Injeksi Intra Muscular atau biasa disebut dengan IM adalah injeksi ke dalam otot tubuh. Injeksi ini diabsorbsi lebih cepat daripada injeksi subkutaneus karena suplai darah yang lebih besar ke otot tubuh. Otot juga dapat menerima volume obat yang lebih besar tanpa menimbulkan ketidaknyamanan dibandingkan jaringan subkutaneus, walaupun bergantung pada ukuran otot dan kondisi serta lokasi yang digunakan.

Orang dewasa dengan perkembangan otot yang baik biasanya dapat menoleransi dengan aman hingga 4 ml obat pada otot gluteus medius dan otot gluteus maksimus. Volume sebanyak 1-2 ml biasanya dianjurkan untuk klien dewasa yang ototnya kurang berkembang. Pada otot deltoid, dianjurkan volume obat 0.5-7 ml.

Biasanya, spuit 2-5 ml dibutuhkan. Ukuran spuit yang digunakan bergantung pada jumlah obat yang akan diberikan. Jarum intramuskular kemasan standart memiliki panjang 1.5 inci.Beberapa faktor yang menentukan ukuran dan panjang jarum yang akan digunakan adalah otot, tipe larutan obat, jumlah jaringan adiposa yang menutup otot dan usia klien.

Pertimbangan utama dalam memberikan injeksi intramuskular adalah memilih lokasi injeksi yang aman, jauh dari pembuluh darah besar, saraf dan tulang. Beberapa lokasi tubuh untuk melakukan injeksi intramuskular adalah Lokasi Ventrogluteal, Lokasi Vestus Lateralis, Lokasi Dorsogluteal, Lokasi Deltoid. Kontraindikasi penggunaan lokasi tertentu antara lain cedera jaringan dan adanya nodul, bengkak, abses, nyeri tekan atau keadaan patologis lainnya.

Kali ini, infuset akan membagikan artikel tentang SOP Pemberian Injeksi secara Intra Muscular ( IM ) selengkapnya dibawah ini

SOP INJEKSI INTRA MUSCULAR


Tujuan Pemberian Injeksi Intra Muscular (IM)

Memasukan obat dengan suntikan ke dalam otot

Prinsip

1. Pertahankan sterilitas
2. Perhatikan lokasi penyuntikan dari hal berikut:
- Risiko terjadinya kerusakan jaringan rendah bila penyuntikan dilakukan pada otot-otot besar tapi resiko masuk/menembus pembuluh darah lebih tinggi.
- Adanya infeksi, aberasi kulit atau jaringan nekrosis pada lokasi.
- Ada tidaknya serat sarat dibawah otot.
- Beberapa jumlah obat yang dapat diinjeksi rendah bila penyuntikan

3. Pilihlah otot yang integritas kulitnya utuh dan tidak ditemui tanda-tanda infeksi.
4. Pilihlah area penyuntikan, yaitu otot vastus lateralis, otot ventrogluteal, otot dorsogluteal, dan
otot deltoid.

Persiapan alat

1. Obat (ampul atau vlakon/vial)
2. Syeringe dan jarum
3. Kapas alkohol
4. Piala ginjal/bengkok
5. Bak instrumen
6. Sarung tangan

Dokumentasi

1. Nama obat
2. Dosis yang diberikan
3. Lokasi penyuntikan
4. Waktu pemberian
5. Cara pemberian
6. Reaksi alergi

Standar Operasional Prosedur (SOP) Injeksi Intra Muscular (IM)



Fase Pre Interaksi

1. Mengecek program terapi medik
2. Mencuci tangan
3. Mempersiapkan alat :
- Spuit sesuai kebutuhan
- Bengkok
- Kapas alkohol
- Bak suntik
- Sarung tangan
- Pengalas
- Buku Catatan dan alat tulis

Fase Interaksi

1. Mengucapkan salam terapeutik
2. Melakukan validasi
3. Melakukan kontrak (waktu)
4. Menjelaskan langkah-langkah tindakan
5. Jaga privasi pasien

Fase Kerja

1. Mengambil obat yang benar, membaca lebel dan kadaluarsa
2. Menghitung dosis obat
3. Melakukan double check (oleh teman sejawat): nama obat, dosis dan hasil perhitungan
4. Memilih suntikan dan jarum suntik yang sesuai
5. Menyiapkan obat, menarik obat dari ampul/vial
6. Membaca label obat sekali lagi
7. Menyakinkan bahwa semua obat ada di dasar ampul, ketuk-ketuk dengan jari tangan, bila terlihat masih ada obat dikepala ampul/vial
6. Menggergaji leher ampul bila diperlukan, membuka tutup yang melindungi vial tanpa menyentuh karet, membersihkan dengan alkohol bila perlu.
7. Menggunakan kasa atau kapas alkohol, meletakkan di sekeliling leher ampul lalu mematahkan leher ampul. Pada vial mengocok obat bila diperlukan, sesuai aturan
8. Memegang ampul dengan tangan tidak dominan dan alat suntik di tangan dominan. Masukkan jarum ke dalam ampul/vial dan menarik sesuai dengan kebutuhan
9. Lepaskan jarum dari ampul/vial dan mengeluarkan gelembung-gelembung udara yang ada di suntikan.
10. Membaca kembali lebel obat untuk ke tiga kalinya sebelum mengembalikan obat ke dalam lemari penyimpanan
11. Membawa obat ke kamar pasien, memperkenalkan diri dan menjelaskan tujuan pengobatan dan prosedur tindakan
12. Mengkaji identitas klien (cek nama/minta klien untuk menyebutkan namanya)
13. Mengatur posisi yang nyaman dan membantu klien untuk memperoleh posisi yang nyaman dan benar
14. Menggunakan sarung tangan dan melakukan pembersihan area suntikan dengan cara berputar dengan arah dari dalam ke luar
15. Menggunakan tangan yang dominan untuk memegang spuit dan memasukkan jarum dengan sudut 90 derajat dari permukaan
16. Melakukan aspirasi, bila ditemukan darah maka tarik jarum keluar, bila tidak ada darah maka injeksikan obat ke dalam otot
17. Menarik suntikan, membuang pada tempat yang disediakan dan aman
18. Memberikan plester bila diperlukan dan membantu klien pada posisi yang nyaman
19. Melepaskan sarung tangan, cuci tangan dan kembalikan peralatan

Fase Terminasi

1. Mengevaluasi respon klien
2. Merencanakan tindak lanjut
3. Melakukan kontrak waktu yang akan datang
4. Mendokumentasikan tindakan dan respon klien

0 komentar